KEANEKARAGAMAN KEPITING DI WILAYAH MANGROVE
WONOREJO, SURABAYA
Yusuf Andika, Essy Anggraeny, Iva Stya Ningrum
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
Kepiting merupakan salah satu hewan Arthropoda yang hidup dalam ekosistem pesisir dan merupakan salah satu spesies kunci yang memiliki peranan sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, khususnya di kawasan mangrove.Keanekaragaman kepiting merupakan sesuatu yang membedakan jenis kepiting yang satu dengan jenis kepiting yang lain dari segi bentuk capit, ukuran tubuh, serta warna yang beraneka ragam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman kepiting yang ada di kawasan Mangrove Wonorejo, Surabaya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni dengan cara menangkap kepiting dengan menggunakan alat penangkap, mengoleksi jenis-jenis kepiting dan di awetkan dengan formalin 4%, dan dilakukan wawancara untuk menunjang data agar lebih akurat. Didapatkan hasil dari penelitian ini 9 spesies kepiting mangrove, dengan 3 family yang berbeda, tetapi dalam 1 ordo yang sama, yakni Famili Ocypodidae, Grapsidae dan Sesarmidae. Serta Ordonya Decapoda. Tempat paling banyak ditemukan keragaman kepiting adalah di daerah yang jauh dari sungai, kepiting berukuran lebih besar dan banyak ditemukan kepiting jantan yang memiliki capit lebih besar. Penemuan jenis kepiting terbanyak dari Family Ocypodidae.
Kata kunci:Crustacea, Mangrove.keanekaragaman.
PENGANTAR
Kepiting merupakan salah satu hewan arthropoda yang hidup dalam ekosistem pesisir dan merupakan salah satu spesies kunci atau keystone spesies yang memiliki peranan sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologi. Kepiting memiliki peranan penting di dalam ekosistem, di antaranya mengkonversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah, membantu daur hidup karbon, serta tempat penyedia makanan alami bagi berbagai jenis biota perairan (Prianto, 2007).
Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Keanekaragaman kepiting di suatu tempat akan berbeda pula dengan tempat yang lain karena sesuai dengan kondisi lingkungan serta perbedaan iklim. Misal, keanekaragaman kepiting di daerah tropis akan berbeda dengan keanekaragaman kepiting di daerah dingin atau daerah yang beriklim sedang. Tetapi, ciri-ciri dan morfologi kepiting tetap sama, jika ada morfologi dari kepiting yang aneh atau berbeda dengan kepiting pada umumnya, pasti ada factor-faktor yang dominan yang memengaruhi perbedaan morfologi kepiting tersebut. Keanekaragaman kepiting adalah sesuatu hal yang membedakan kepiting satu dengan kepiting yang lainnya, dari segi capit, warna, serta ukuran yang bervariasi.
Penelitian mengenai kepiting masih relatif sedikit, karena kepiting bagi masyarakat pada umumnya hanya mempunyai manfaat sebagai sumber bahan makanan, padahal jika ditelaah banyak manfaat yang bisa didapat dalam melakukan penelitian mengenai kepiting. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akan bisa mengetahui keanekaragaman jenis kepiting, dimana pada penelitian ini dilakukan di kawasan mangrove, dan pada kawasan mangrove sendiri merupakan tempat konservasi sehingga penelitian ini pasti akan sangat mudah, serta dapat mengidentifikasi jenis-jenis kepiting yang ada di kawasan mangrove, kebanyakan kepiting yang habitatnya di kawasan mangrove adalah kepiting bakau dan kepiting biola yang kecil-kecil, bagi masyarakat, kepiting bakau memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, yakni mengandung berbagai jenis nutrien penting (Catacutan 2002). Dan bagi orang yang suka budi daya bisa melakukan pembudidayaan jenis kepiting yang berbeda-beda.
Hutan mangrove merupakan kawasan hutan yang memiliki nilai penting terhadap kehidupan para biota laut, seperti mollusca, ikan, bahkan kepiting seperti yang dipaparkan oleh Admin (2008) hutan mangrove juga berperan sebagai pendaur zat hara, penyedia makanan, tempat memijah, berlindung dan tempat tumbuh biota laut.
Data tentang keanekaragaman kepiting yang berada di kawasan mangrove wonorejo, Surabaya dapat memberikan gambaran tentang keragaman kepiting yang hidup di kawasan tersebut, dan kepiting yang hidup didominasi kepiting biola (Uca). Astrie (2010) melaporkan bahwa berdasarkan penemuan dan penelitian di daerah mangrove Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo ditemukan 5 spesies kepiting mangrove. Data tentang berbagai jenis-jenis kepiting yang ada di kawasan mangrove Wonorejo Kota Surabaya belum tersedia sehingga perlu dilakukan penelitian identifikasi mengenai jenis-jenisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman kepiting yang ada di kawasan Hutan Mangrove Wonorejo Kota Surabaya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami lakukan adalah dengan metode observasi, dengan cara mengkoleksi semua jenis kepiting yang terdapat di mangrove Wonorejo. Penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan untuk penelitian yang dilaksanakan di laboratorium taksonomi avertebrata Jurusan biologi FMIPA UNESA pada tanggal 25 november 2011. Kemudian pada tanggal 26 November 2011 kita melakukan survei ke lokasi penelitian. Kegiatan koleksi dilaksanakan pada tanggal 27 November 2011 dan pada tanggal 8 Desember 2011. Kegiatan identifikasi dilaksanakan pada tanggal 10, 16 Desember 2011.
Objek penelitian adalah kepiting-kepiting yang terdapat di tepi sungai mangrove wonorejo, Surabaya. Penelitian dilakukan dengan mengoleksi 1 ekor dari beberapa jenis kepiting. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain formalin 4 %, penggaris, air, alat penangkap kepiting, timba, toples plastik dan kamera. Spesimen kepiting di masukkan ke dalam timba dan setelah itu di bersihkan dengan air dan setelah bersih di masukkan ke dalam toples dan di beri formalin 4% dengan ditambahkan beberapa liter air agar spesimen kepiting tetap segar dan memudahkan proses identifikasi. Koleksi dilakukan pada tanggal 16 Desember 2011 dan lokasi tempat di mangrove Wonorejo. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter yang dimiliki kepiting dengan sumber pustaka melalui internet. Wawancara dan observasi dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung di tempat hutan mangrove Wonorejo, Surabaya. Wawancara dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah kepiting yang ada di kawasan Wonorejo, Surabaya.
HASIL
Hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis kepiting mangrove yang berkerabat dekat dalam tingkatan familia, seperti yang ditunjukkan (Tabel 1).
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kepiting pada setiap Family dari Ordo Decapoda
Tabel 1.Jenis-jenis Kepiting mangrove yang terdapat di Kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya
No | Ordo | Famili | Genus | Nama Spesies |
1 | Decapoda | Ocypodidae | Uca | Uca forcipata |
Uca coarctata | ||||
Uca hesperiae | ||||
Uca crassipes | ||||
Uca annulipes | ||||
Uca forcipata | ||||
Sesarmidae | Episesarma | Episesarma lafondi | ||
Grapsidae | Neosarmatium | Neosarmatium smithi | ||
| | | | Neosarmatium smithi |
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa kepiting di kawasan mangrove wonorejo Surabaya yang berhasil kami temukan dan teridentifikasi jenisnya terdapat 9 spesies dengan 3 Famili yang berbeda, yakni: Ocypodidae, Sesarmidae, Grapsidae dan dalam 1 jenis Ordo yang sama, yakni Ordo Decapoda.
Kepiting-kepiting tersebut dapat pula dibedakan berdasarkan morfologinya. Seperti yang akan dipaparkan pada (Tabel 2) berikut ini :
Tabel 2. Identifikasi kepiting berdasarkan morfologi
No | Nama Spesies | Panjang tubuh | Ukuran capit | Warna karapaks | Jenis kelamin | |
Kanan | Kiri | |||||
1 | Uca forcipata | 4 cm | besar | kecil | Hitam corak putih biru | Jantan |
2 | Uca coarctata | 4 cm | kecil | kecil | Merah | Betina |
3 | Uca hesperiae | 3 cm | besar | kecil | Hitam corak putih | Jantan |
4 | Uca crassipes | 2 cm | kecil | besar | Merah campur hitam | Jantan |
5 | Uca annulipes | 4 cm | kecil | besar | Hitam orange | Jantan |
6 | Uca forcipata | 4 cm | besar | kecil | Hitam corak putih | Jantan |
7 | Neosarmatium smithi | 3,5 cm | Sama besar | Sama besar | Hitam corak cokelat | Jantan |
8 | Neosarmatium smithi | 4 cm | Sama besar | Sama besar | Coklat orange | Jantan |
9 | Episesarma lafondi | - | Sama besar | Sama besar | Ungu | Jantan |
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kawasan Mangrove Wonorejo di temukan 9 spesies kepiting mangrove, dari 3 Famili yang berbeda, yakni: Ocypodidae, Sesarmidae, dan Grapsidae dan dalam satu Ordo yang sama, yakni Decapoda.
Pada Family Ocypodidae adalah yang paling dominan ditemukan, terdapat 6 spesies yang bisa diidentivikasi jenisnya yakni : Uca forcipata, Uca coarctata, Uca hesperiae, Uca crassipes, Uca annulipes, dan Uca forcipata.
Pada famili Grapsidae terdapat 2 spesies yang telah di identivikasi jenisnya, dengan nama spesies yang sama, namun dari segi warna yang berbeda, yakni Neosarmatium smithi.
Pada famili Grapsidae hanya terdapat satu jenis fosil spesies yang dapat diidentivikasi jenisnya, yakni Episesarma lafondi
Setiap spesies memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dibedakan dengan spesies lain dari genus yang berbeda pula. Berikut deskripsi dari ke-9 spesies yang telah teridentifikasi jenisnya.
1. Uca forcipata, yakni kepiting biola yang memiliki tekstur tubuh yang keras dan halus, sedangkan capitnya bertekstur keras dan kasar. Warna karapaks dari kepiting ini adalah hitam dan bercorak putih-biru, warna capitnya kuning kecoklatan, memiliki panjang tubuh 4cm, memiliki 4 pasang kaki jalan dan sepasang capit, capit yang sebelah kanan besar dan panjang, sedangkan capit sebelah kiri kecil. Kepiting ini berjenis kelamin jantan, karena memiliki capit yang besar di salah satu capintya.(Gambar dapat dilihat di lampiran). Kepiting jenis ini banyak ditemukan di daerah yang jauh dari sungai atau daerah yang berjenis tanah padat.
2. Uca coarctata,, yakni kepiting biola yang memiliki tekstur tubuh yang keras, memiliki warna tubuh biru dan warna karapaksnya di dominasi merah, terdapat 4 pasang kaki jalan dan sepasang capit yang berukuran kecil. Panjang kaki jalan kurang lebih 2cm, dann panjang tubunya 4cm, memiliki mata yang panjang dengan bintik warna brwarna hitam. Kepiting ini berjenis kelamin betina, karena capitnya berukuran lebih kecil daripada kaki jalannya. Kepiting jenis ini banyak ditemukan di daerah berlumpur yang hamper dekat denga daerah sungai.
3. Uca hesperiae, yakni kepiting biola yang memiliki tekstur tubuh yang keras dan halus, warna karapaksnya hitam dengan corak putih, sedangkan warna capitnya merah. Memiliki panjang tubuh 3 cm, terdapat 4 pasang kaki jalan dan sepasang capit yang salah satu capit lebih besar dan panjang sama seperti tubuhnya. Kepiting ini berjenis kelamin jantan, karena capit di sebelah kanan besar dan panjang. Kepiting ini ditemukan di daerah yang dekat dengan sungai.
4. Uca crassipes, yakni kepiting biola yang banyak ditemukan di zona intertidal hilir di daerah yang relatif terbuka, menurut Gerarld (2007) Uca crassipes memiliki lebar karapas sekitar 2,1 cm, warna karapaks merah-hitam dan memiliki panjang tubuh 2cm, memiliki 4 pasang kaki jalan dan sepasang capit yang berwarna orange, ukuran capit sebelah kiri lebih besar daripada sebelah kann, sehingga kepiting ini berjenis kelamin jantan.
5. Uca annulipes, yakni kepiting biola yang memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, memiliki tekstur tubuh yang keras dan halus. Warna karapaks hitam-putih, memiliki panjang tubuh 4cm, memiliki sepasang capit, dimana capit sebelah kanan lebih besar daripada capit sebelah kiri. Warna capitnya putih, banyak ditemukan di daerah dekat sungai.
6. Uca forcipata, yakni kepiting biola yang memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, memiliki tekstur tubuh yang keras dan halus sedangkan capitnya bertekstur keras dan kasar. Warna bagian dorsal (Karapaks) hitam dan bercorak putih dan biru, warna capit kuning kecoklatan. memiliki panjang tubuh 4 cm. memiliki 4 pasang kaki jalan dan sepasang capit, capit yang sebelah kiri kecil dan sedangkan sebelah kanan besar dan panjang, dan berjenis kelamin jantan. Memiliki mata yang panjang dengan warna bintik mata hitam.
7. Episesarma lafondi, kepiting yang termasuk genus episesarma dan dari Family sesarmidae, dalam penelitian ini kami hanya mendapatkan bentuk kerangkanya, tetapi bisa teridentifikasi jenisnya, dengan melihat ciri-ciri yang tampak dari luar, yakni memiliki capit yang sama besar termasuk kepiting jantan, memiliki tekstur tubuh yang kasar dan berduri di setiap sisi-sisi tubuhnya dan capitnya. Warna tubuh ungu, pada kaki jalannya terdapat bentuk kuku yang tajam sama seperti hewan hewan pada kelas reptile dan amphibi. Fosil kepiting ini ditemukan di daerah dekat sungai dekat tanaman mangrove. Memilik panjang kaki jalan kurang lebih 4cm.
8. Neosarmatium smithi, kepiting yang termasuk genus neosarmatium, dari Family Grapsidae, memiliki cirri-ciri bentuk tubuh simetri bilateral, memiliki tekstur tubuh yang keras dan permukaan kasar sedangkan capitnya bertekstur keras dan kasar. Warna bagian dorsal hitam dan bercorak cokelat, warna capit coklat. memiliki panjang tubuh 3,5cm. memiliki 3 pasang kaki jalan dan sepasang capit, Ditemukan di dekat tepi sungai.
9. Neosarmatium smithi, kepiting yang termasuk genus neosarmatium, dari Family Grapsidae, memiliki cirri-ciri bentuk tubuh simetri bilateral, memiliki tekstur tubuh yang keras dan permukaan kasar sedangkan capitnya bertekstur keras dan kasar. Warna bagian dorsal coklat , warna capit orange. memiliki panjang tubuh 4cm, memiliki sepasang capit. Ditemukan di dekat tepi sungai.
Berdasarkan jumlah jenis dan famillynya, keanekaragaman kepiting yang ada di kawasan mangrove Wonorejo sangat beragam, dan tekstur tanah dan tempat hidup juga sangat mendukung keragaman dari kepiting itu sendiri. Seperti di daerah yang jauh dari sungai atau daerah dengan tekstur tanah yang padat, akan ditemukan jenis-jenis kepiting yang berukuran lebih besar di bandingkan dengan daerah yang dekat dengan sungai atau daerah yang berlumpur kepiting yang ditemukan berukuran lebih kecil. Dan adanya faktor cahaya matahari, yang mempengaruhi keragaman kepiting mangrove, ditempat yang kurang cahaya, ditemukan kepiting-kepiting yang keluar ke atas persembunyiannya, mereka bergerak dan mencari makanan, sedangkan di daerah yang lebih terkena langsung cahaya matahari kepiting yang ditemui hanya beberapa saja, dan kebanyakan pada bersembunyi di dalam tanah, Serta kondisi hutan mangrove sendiri yang paling banyak mendominasi keanekaragaman kepiting dari jenis uca dilihat dari peranan kepiting uca itu sendiri yang sangat berperan penting dalam mencegah hilangnya nutrisi dan membantu dalam proses dekomposisi, selain itu kepiting dari jenis uca juga aktif membuat liang dan mempertahankan liang di tanah yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari predasi dan lingkungan ekstrem. Dalam Sumbangan terpenting hutan mangrove terhadap ekosistem perairan pantai adalah lewat luruhan daunnya yang gugur berjatuhan ke dalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai makanan di dalam lingkungan perairan yang bisa mencapai 7-8 ton/ha/tahun (Nontji, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemandu wisata setempat, bahwa adanya perbedaan capit pada betina dan jantan pada kepiting mangrove, itu sesuai dengan fungsi dari capit tersebut, pada jantan misalnya fungsi capit besar tersebut digunakan untuk menarik betina dan mengintimidasi jantan pesaingnya, dan pada suatu waktu jika salah satu capit tersebut patah, maka capit yang sebelah akan tumbuh menjadi besar dan capit yang patah tadi akan tumbuh kembali menjadi capit kecil, seperti yang di ungkapkan oleh Afrianto (1992), capit besar pada kepiting biola sering digoyang-goyangkan untuk memikat betina atau menakut-nakuti pejantan lain yang akan mendekati lubangnya atau hewan lain yang hendak memangsanya. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan carapase, carapase merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain ekoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Bila dibandingkan dengan jenis kepiting yang ditemukan oleh Astrie(2010) pada penelitiannya di Mangrove Probolinggo, kepiting yang ditemukan di kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya jauh lebih banyak, bila di probolinggo ada 5 spesies yang dapat diidentifikasi, maka di mangrove wonorejo ada 9 jenis spesies yang berhasil di identifikasi jenisnya. Spesies kepiting yang dapat dijumpai di kedua Hutan Mangrove tersebut adalah jenis Uca crassipes dan Uca annulipes.
SIMPULAN
Jenis kepiting yang ditemukan di Kawasan Mangrove Wonorejo Kota Surabaya dan telah teridentifikasi sebanyak 9 jenis kepiting dari 1 Ordo Decapoda dan 3 Family. Family yang paling banyak ditemukan adalah Ocypodidae. Dan tempat yang paling banyak jenis yang ditemukan adalah di daerah yang jauh dari sungai, dimana jenis kepitingnya lebih besar ukurannya dibandingakn dengan yang dekat sungai.
KEPUSTAKAAN
Prianto, E. 2007. Peran Kepiting Sebagai Spesies Kunci (Keystone Spesies) pada Ekosistem Mangrove. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia IV. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Banyuasin.
Admin. 2008. Fungsi dan Peran Mangrove. http:// www. goblue. or. Id /kategori /berita. Diakses tanggal 17 Desember 2011
Gerald,M.2007. Cook Islands Keanekaragaman Hayati Database. http://cookislands.bishopmuseum.org. Diakses tanggal 17 Dovember 2011
Afrianto, E.1992. Pemeliharaan Kepiting. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
http://vocametahu.blogspot.com/
http://www.fobi.web.id/fbi/v/crustacea/f-ses/epi-lan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar