BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osmosis
didefinisikan sebagai pergerakan air dari potensial tinggi menuju ke potensial
yang lebih rendah. Pergerakan ini berlangsung secara parsial melalui membran
permeabel, yaitu membran sel. Membran sel melewatkan molekul-molekul kecil
seperti air, tetapi tidak mengizinkan molekul besar lainnya untuk lewat.
Molekul-molekul ini terus berdifusi sehingga mencapai titik keseimbangan, yang dapat diartikan bahwa
molekul tersebut terdistribusi secara acak di dalam sel.
Osmosis juga dapat terjadi dari
sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan
menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka
menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk
mencegah osmosis, jika
sel direndam dalam suatu larutan garam maka sel-selnya akan kehilangan
rigiditas kekakuannyanya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel tersebut
lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air
dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan
mikroskop maka vakuola sel-sel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan
mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya
plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis. (Larasati, 2011)
Sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang kuat. Sewaktu sel-sel ini mengambil air dari
lingkungan dengan osmosis, sel tersebut mulai mengembang. Pengembangan ini
tidak membuat sel pecah, namun turgiditasnya menjadi meningkat. Turgiditas
berarti kaku dan keras. Tekanan di dalam sel bertambah besar, sehingga air
tidak dapat memasuki sel lagi. Tekanan hidrostatik berupa turgiditas ini
bekerja berlawanan arah dengan osmosis, dan merupakan agen penyetimbang dari proses-proses
selular yang dinamis.
Pada praktikum ini kita akan melakukan pengamatan
terhadap potensial kimia air untuk mengetahui pergerakan kimia air dalam
tumbuhan yang mengalami kelebihan ataupun kekurangan cairan. Kita akan
mengamati pergerakan air yang terjadi pada kentang dan larutan sukrosa. Caranya
yaitu dengan merendam potongan jaringan dalam suatu seri larutan yang diketahui
konsentrasinya. Dari sini kita akan mengetahui apakah kentang yang memiliki
Potensial air tinggi ataupun larutan suksrosa. Namun dalam percobaan ini kita
juga harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan
hasil dari teori yang ada sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka praktikum
Fisiologi Tumbuhan ini dilaksanakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengaruh konsentrasi larutan terhadap perubahan panjang potongan jaringan
tumbuhan ?
2. Konsentrasi
larutan sukrosa yang tidak nenyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi?
3. Berapa
nilai potensial air jaringan tumbuhan ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
pengaruh konsentrasi larutan terhadap perubahan panjang potongan jaringan
tumbuhan
2. Mengidentifikasi
konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan
jaringan umbi
3. Menghitung
nilai potensial air jaringan tumbuhan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem yang
menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan air dalam tanah dan tubuh
tumbuhan didasarkan atas suatu hubungan energy potensial. Air mempunyai
kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah dengan energy
potensial tinggi ke daerah dengan energy potensial rendah. Energy potensial
dalam sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan energy
potensial air murni. Karena air dalam tumbuhan dan tanah biasanya secara kimia
tidak murni, disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi
oleh berbagai gaya, seperti gaya tarik-menarik yang berlawanan, gravitasi, dan
tekanan, maka energy potensialnya lebih kecil dari pada energi potensial air
murni (Gardner, 1991).
Potensial air
adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan
dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga
dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang
sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil
gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap
potensial kimia pelarut, matriks. Mengukur metode air dengan metode volume
jaringan, metode chordate, metode tekanan uap (Salisbury dan ross, 1995)
Hubungan antar
potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena osmose merupakan difusi air melintasi
membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air
yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau
potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan
difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per
unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding
dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Struktur dinding sel dan membran sel
berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur
terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya.
Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding
sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai
dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah,
seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid
banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).
Besar
jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi
bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung
pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada
hidrostatik atau tekanan angin dalam air.
a.
Air dalam tumbuhan
Air
merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air
diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk
mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan
untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat
menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan
untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan
apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat
menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari
suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan
kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
b.
Difusi
Difusi
adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke
daerah dengan konsentrasi rendah. Laju difusi antara lain tergantung pada suhu
dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan
zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat
cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan
molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh
dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan
O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan
menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya
konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis)
sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui
stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan
aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.
c. Osmosis
Osmosis
adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel
endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler,
air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,
molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
d. Tekanan
hidrostatik
Masuknya
air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding
sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk
melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan
turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya
air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi
sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial
osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai
potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Metode
plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada konsentrasi sukrosa
berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang terplasmolisis mencapai 50%. Pada
kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan konsentrasi yang dimiliki
oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel
terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4
x M x T
273
Dengan : TO = Tekanan Osmotik
M = Konsentrasi
larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Jika tekanan
sel bernilai positf, maka nilai potensial osmotic akan bernilai negative
sehingga:
PO = - TO
(Tim Fisiologi Tumbuhan, 2012).
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Eksperimen
karena dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta
diadakan kontrol terhadap variabel tertentu. Untuk pengujian hipotesis
tertentu; dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat
variabel penelitian; Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat.
Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta
berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan
tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk
perbandingan.
3.2 Variabel
§ Variabel
Manipulasi : konsentrasi larutan
sukrosa
§ Variabel
Respon : perubahan panjang
jaringan tumbuhan
§ Variabel
Kontrol : jenis kentang,
3.3 Alat dan Bahan
1. Umbi
kentang
2. Larutan
sukrosa 0M, 0,2M, 0,4M, 0,6 M, 0,8 dan 1M
3. Gelas
kimia 100 ml sebanyak 6 buah
4. Gelas
ukur 50ml, 1 buah
5. Alat
pengebor gabus
6. Penggaris,
pisau tajam, pinset, plastik dan karet gelang/tali
3.4 Cara Kerja
:
1. Mengukur
dan mengidentifikasi. Isilah gelas kimia ke-1 dengan larutan sukrosa 0M, gelas
kimia ke-2 dengan larutan sukrosa 0,2M dan seterusnya sampai gelas kimia ke-6,
masing-masing 25 ml. Beri label pada masing-masing gelas kimia tersebut.
2. Mengerjakan
praktikum. Pilih umbi kentang yang cukup besar dan baik, buatlah silinder umbi
dengan alat pengebor gabus
3. Masukkan
potongan umbi tersebut ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan larutan
sukrosa pada berbagai konsentrasi, masing-masing 4 potongan. Catat waktu pada
saat memasukkan potongan umbi ke dalam gelas kimia. Bekerjalah dengan cepat
untuk mengurangi penguapan, dan tutup rapat gelas kimia selama percobaan
dilakukan
4. Mengamati
dan mengukur. Setelah 1,5 jam, keluarkan setiap potongan umbi tersebut dan ukur
kembali panjangnya
5. Menghitung.
Hitung nilai rata-rata pertambahan panjang umbi untuk setiap konsentrasi
larutan sukrosa.
3.5 Alur
Kerja
+ + + + +
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Tabel. Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa Terhadap Pertambahan Panjang
Jeringan Kentang
NO
|
KONSENTRASI
(M)
|
PANJANG
MULA-MULA (CM)
|
PANJANG AKHIR (CM)
|
SELISIH (∆P)
|
∑P
|
1
|
0
|
2
|
2
|
0
|
|
|
|
2
|
2
|
0
|
|
|
|
2
|
2
|
0
|
0
|
|
|
2
|
2
|
0
|
|
2
|
0,2
|
2
|
2,01
|
0,01
|
|
|
|
2
|
2,05
|
0,05
|
|
|
|
2
|
2,05
|
0,05
|
0,04
|
|
|
2
|
2,05
|
0,05
|
|
3
|
0,4
|
2
|
2,05
|
0,05
|
-
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
-0,06
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
4
|
0,6
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
-0,12
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
5
|
0,8
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
-0,10
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
6
|
1
|
2
|
2
|
0
|
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
|
|
2
|
2
|
0
|
-0,05
|
|
|
2
|
1,9
|
-0,1
|
|
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi
Larutan Sukrosa dengan Pertambahan Panjang Potongan Silinder Umbi Kentang
B. Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diperoleh
dapat dianalisa sebagai berikut:
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0 M, rata-rata pertambahan panjang potongan silinder
kentang sepanjang 0 cm.
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,2 M, rata-rata pertambahan panjang potongan silinder
kentang sepanjang 0,04 cm.
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M, rata-rata pertambahan panjang potongan silinder
kentang sepanjang -0,06 cm.
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M, rata-rata pertambahan panjang potongan silinder
kentang sepanjang -0,12 cm.
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,8 M, rata-rata pertambahan panjang potongan silinder
kentang sepanjang -0,10 cm.
-
Pada
konsentrasi larutan sukrosa 1 M, rata-rata pertambahan panjang potongan
silinder kentang sepanjang -0,05cm.
Analisis Grafik :
-
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0 M sel wortel tidak mengalami
pertambahan panjang.
C.
Pembahasan
Setelah diketahui bahwa pada konsentrasi 0 M, sel kentang tidak mengalami pertambahan
panjang. maka dapat dihitung nilai
potensial osmosis yang ada pada sel kentang
PO = - TO
= - 22,4 x M x T
273
= 22,4
x 0,15
x (273 +28°C)
273
= -3,70 atm
Nilai potensial air pada sel kentang :
PA = PO + PT
= PO + 0
= -3,70 atm
Osmosis didefinisikan sebagai pergerakan
air dari potensial tinggi menuju ke potensial yang lebih rendah. Pergerakan ini
berlangsung secara parsial melalui membran permeabel, yaitu membran sel.
Membran sel melewatkan molekul-molekul kecil seperti air, tetapi tidak
mengizinkan molekul besar lainnya untuk lewat. Molekul-molekul ini terus
berdifusi sehingga mencapat titik keseimbangan, yang dapat diartikan bahwa
molekul tersebut terdistribusi secara acak di dalam sel.
Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang
kuat. Sewaktu sel-sel ini mengambil air dari lingkungan dengan osmosis, sel
tersebut mulai mengembang. Pengembangan ini tidak membuat sel pecah, namun
turgiditasnya menjadi meningkat. Turgiditas berarti kaku dan keras. Tekanan di
dalam sel bertambah besar, sehingga air tidak dapat memasuki sel lagi. Tekanan
hidrostatik berupa turgiditas ini bekerja berlawanan arah dengan osmosis, dan
merupakan agen penyetimbang dari proses-proses selular yang dinamis
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan
pengamatan tentang penetapan potensial air jaringan tumbuhan dengan metode
panjang jaringan. Dipilihnya kentang dengan beberapa
pertimbangan yaitu umbi kentang yang mudah diperoleh, mudah dibuat silinder
batang dengan batang pengebor gabus, dan kentang merupakan bahan yang terdiri
dari bahan yang homogen, yaitu , jaringan parenkim yang menyimpan cadangan
makanan.
Dari kegiatan mengamati perubahan panjang balok
kentang, diperoleh hasil bahwa sebagian balok kentang yang dimasukkan ke dalam
air tidak mengalami pertambahan panjang. Pada grafik dapat dibaca bahwa panjang
rata-rata kentang yang direndam pada konsentrasi 0 ataun pada air tidak
mengalami pertambahan panjang atau tetap 2cm seperti panjang semula. Hal ini
disebabkan karena air berosmosis ke dalam sel sel kentang terlarut berbagai zat
organic, sehingga keeluruhan jaringan juga merupakan system larutan yang menyebabkan
harga potensial airnya lebih kecil dibandingkan harga potensial air yang
digunakan untuk merendam balok kentang tersebut.
Berbanding terbalik dengan keadaan balok kentang yang
direndam di dalam ir, kentang di dalam larutan sukrosa antata 0,4 M-1 M mengalami
penyusutan. Dari grafik dapat diketahui panjang rata-rata kentang semula 2 cm
berubah menjadi 1,9 cm setelah dimasukkan ke dalam larutan sukrosa 0,4 dan ada
yang mengalami penyususutan menjadi 1,8 pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6
cm. Penyusutan terjadi karena molekul air di dalam sel kentang berosmosis ke
dalam larutan sukrosa. Terjadi demikian karena harga potensial air sel kentang
lebih tinggi dari harga potensial air larutan sukrosa. Karena air di dalam sel
kentang berosmosis ke dalam larutan sukrosa, maka sel kentang itu sendiri
mengalami penyusustan sehingga panjangnya berkurang.
D. Diskusi
·
Mengapa perlu dicari
nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang
potongan silinder umbi dalam menentukan
nilai potensial?
ð Dalam
menentukan nilai potensial air perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa
yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan umbi kentang karena dalam menentukan potensial air (PA)
perlu diketahui potensial tekanan (PT) dan potensial osmotik (PO). Dalam hal
ini diketahui bahwa PT = 0 karena tidak terjadi pertambahan panjang potongan kentang sehingga PA dapat
diketaui sama dengan PO (PA = PO + PT → PA = PO + 0 → PA = PO). Artinya berarti pada larutan
sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang mempunyai PO yang sama
dengan PA yang dimiliki oleh potongan kentang sehingga panjang potongan kentang tetap seperti semula
karena tidak terjadi keluar masuknya air dari sel ke larutan.
·
Mengapa nilai potensial
air sel umbi yang tidak berubah panjangnya sama dengan nilai potensial osmosis
larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang umbi tersebut?
ð Karena
PA = PO, maka PT = 0 sehingga tidak terjadi tekanan turgor yang membuat
potensial air (PA) pada umbi
ubi
jalar sama dengan potensial osmotik (PO) yang dimiliki larutan sukrosa,
sehingga tidak terjadi aliran keluar masuknya air ke dalam sel atau sebaliknya.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Potensial
air tumbuhan dipengaruhi oleh potensial osmotik, tekanan hidrostatik larutan,
serta gravitasi. Pengurangan bobot kentang
setelah perendaman menunjukkan bahwa air keluar dari sel. Pergerakan air ini
dipicu oleh perbedaan potensial air, berupa perpindahan air dari konsentrasi
atau potensial yang lebih tinggi ke potensial yang lebih rendah. Transpor air
netto ini akan berhenti ketika kesetimbangan potensial air antara sel dengan
larutan tercapai, yaitu berupa larutan isotonis.
5.2 Saran
Dari
praktikum yang telah dilakukan praktikan menyarankan:
a.
Pahami teori yang berhubungan
dengan kegiatan praktikum.
b.
Baca dan pahami petunjuk praktikum,
agar tidak terjadi kesalahan dalam kegiatan praktikum.
c.
Lakukan kerja praktikum dengan
professional dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Larasati, P. (2011, maret 11). Blogspot.com.
Retrieved Februari 14, 2012, from Blogspot.com: http://puspa.larasati08.student.ipb.ac.id/2011/03/04/penetapan-potensial-air-jaringan-tumbuhan/
Gardner, Franklin P., R. Brent
Pearce, dan Roger L. Mitchell. 1992.Fis iologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI
Press.
Salisbury, Frank B. dan Clean W.
Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Ismail. 2006. Fisiologi Tanaman.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.
Rahayu, Yuni
Sri, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan: Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA
Unesa.
LAMPIRAN
-
Penghitungan Potensial Air (PA)
Diketahui :
M = 0,15 M
T = 273ºC+ 28ºC
= 301ºC
Ditanya : PA…….?
Jawab :
PA = PO + PT
PT = 0 sehingga PA = PO
PO = -TO
-TO = 22,4 x 0,15x 301
273
TO = -3,70
atm
PA=PO
PO = -TO
Jadi, PA = -3,70 atm